Minggu, 25 Maret 2012

perkembangan akuntansi smt II

Makalah – Sejarah Perkembangan Akuntansi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat permasalahan dalam makalah ini yaitu “bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul hingga sekarang?”

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang.
1.4 Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.  Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1) pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.
2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
  1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
  2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
  3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
  4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
  1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
  2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
  3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
  4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
  5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
  6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
  7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
  1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
  2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
  3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
  4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
  5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
2.3 Bidang-bidang Akuntansi
  1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
  2. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
  3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
  4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
  5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
  6. System Informasi (Information System)
  7. Anggaran (Budgeting)
  8. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
  9. Akrual Basis dan Kas Basis
  10. Akuntan Internal dan Akuntan Eksternal
  11. Akuntansi Proyek (Project Accounting)
2.4 Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain
Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia usaha semata. Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang bisnis juga menggunakan data akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi. Semua orang akan berhubungan dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan aspek keuangan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin modern, akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkat dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.
DAFTAR PUSTAKA
Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana

Minggu, 11 Maret 2012

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN


PEMANFAATAN SDA DALAM KEGIATAN EKONOMI
Dewasa ini, dimana perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat telah mendorong tingkat konsumsi dunia semakin meningkat. Keadaan global semakin memperluas pembangunan di pelbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi. Secara umum, ekonomi merupakan bidang yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sedangkan sumber daya alam sebagai alat pemenuh kebutuhan sifatnya terbatas.
Jika dilihat, ekonomi dan SDA Lingkungan merupakan dua hal yang kontradiktif. Ekonomi menganggap bahwa SDA Lingkungan merupakan input untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemenuh kebutuhan. Sedangkan SDA Lingkungan merupakan kajian mengenai pengelolaan lingkungan agar tetap lestari. Terkait dua pemahaman tersebut maka muncullah kajian mengenai dua bidang tersebut yaitu ekonomi sumber daya alam dan lingkungan.
Pada dasarnya ekonomi sumber daya alam dan lingkungan berupaya agar pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dapat berlangsung secara berkesinambungan. Bagaimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dengan tidak mengabaikan kelestarian SDA lingkungan. Isu pemanfaatan SDA oleh manusia adalah kelangkaan atau scarcity.
Scarcity adalah suatu keadaan dimana kebutuhan manusia yang tidak terbatas harus dihadapkan pada SDA yang keberadaannya terbatas. Kelangkaan tersebut dibahas oleh beberapa teori diantaranya:
· Teori Malthusian, dikenalkan oleh Thomas Malthus.
Malthus menyatakan bahwa kelangkaan disebabkan karena pertumbuhan manusia tidak diimbangi oleh perningkatan ketersediaan pangan. Menurutnya pertumbuhan manusia menurut deret ukur sedangkan ketersediaan pangan menurut deret hitung. Sehingga pada suatu masa akan terjadi kelangkaan pangan.
· Teori Ricardian, dikenalkan oleh David Ricardo
Menurut Ricardo kelangkaan disebabkan karena penurunan kualitas lahan dan kesuburan sehingga diperlukan input yang lebih banyak. Degradasi lahan menyebabkan output yang dihasilkan menurun dan keuntungan menjadi berkurang
· Teori John Struatmill mengatakan bahwa kelangkaan terjadi karena lemahnya sistem kelembagaan dan tidak ramah sosial.
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada perkembangannya menganalissa dampak aktivitas ekonomi manusia terhadap lingkungan, pilihan dan tingkah laku manusia berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya manusia serta perubahan lingkungan yang terjadi karenanya. Ekonomi sumber daya alam lingkungan memiliki ciri-ciri:
  • Terbentuk sebagai proses alamiah
  • Digunakan untuk memenuhi kebutuhan
  • Memiliki nilai (value)
  • Memiliki oportunity cost
  • Mempunyai sifat kelangkaan
Selain itu ekonomi sumber daya alam dan lingkungan memiliki karakteristik sebagai berikut :
· Ekonomi SDA lingkungan memperhatikan eksternalitas, yaitu suatu keadaan dimana kegiatan produksi atau konsumsi mempengaruhi kegunaan faktor lain yang tidak diinginkan, dan faktor yang mendorong keadaan tersebut tidak memberikan kompensasi pada pihak yang terkena dampak
· Ekonomi SDA lingkungan memperhatikan indivisibility public goods
· Ekonomi SDA lingkungan memperhatikan kebijakan dan kelembagaan terkait dengan SDA lingkungan
· Ekonomi SDA lingkungan memperhatikan pengalokasian SDA
· Ekonomi SDA lingkungan memperhatikan kesejahteraan sosial (social welfare)
Dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan harus berdasarkan pada pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan tiga dimensi yaitu ekonomi, ekologi dan sosial (pemerataan kesejahteraan masyarakat). Saat ini isu-isu dalam pengelolaan SDA diantaranya adalah:
· Terbatasnya ketersediaan SDA sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas
· Adanya pengalihan dari penggunaan SDA renewable ke SDA non renewable
· Pemanfaatan SDA yang tidak lagi bijaksana dan seringkali hanya memperhitungkan jangka pendek
· Lokasi dan cadangan SDA yang sulit dijangkau
· Pengaruh permintaan pasar menyebabkan eksplorasi SDA secara besar-besaran
Kelangkaan dapat dihindari dengan beberapa upaya berikut:
· Peningkatan teknologi
· Penggunaan SDA substitusi
· Perdagangan
· Eksplorasi dan penemuan
· Pemanfaatan kembali dan daur ulang
PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SDA LINGKUNGAN
Kelembagaan dalam pengelolaan SDA lingkungan merupakan seperangkat aturan main yang mengendalikan penentuan tindakan dalam mengelola dan mengatur SDA dalam hal pengalokasian SDA agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam memenuhi kebutuhan manusia. Kelembagaan berperan dalam upaya pencapaian sasaran, menghingdari konflik yang mungkin muncul dalam pengelolaan SDA.
Diakui saat ini peran kelembagaan dalam upaya pengelolaan SDA lingkungan masih lemah, sehingga seringkali terjadi penyalahgunaan atau eksplorasi besar-besaran terhadap SDA yang pada akhirnya malah merugikan manusia sendiri. Pemerintah perlu melakukan sebuah upaya untuk mengaktifkan kembali peran kelembagaan untuk mencapai pemanfaatan SDA yang tepat guna dan optimal.
EKONOMI SUMBER DAYA LAHAN
Pembangunan yang terus-menerus tidak jarang memunculkan konflik lahan diantara sektor pertanian dan sektor non pertanian. Dimana-mana terjadi pergeseran fungsi lahan serta penyempitan lahan produksi pertanian. Memang, dalam menghadapi konflik lahan tersebut, terkadang timbul sikap serba salah. Ambil contoh salingrebut lahan antara sektor pemukiman dan pertanian. Satu sisi, tempat tinggal sangat dibutuhkan sebagai tempat bernaung, tapi di sisi lain manusia tentu tak akan bisa melewatkan perutnya tanpa sekerat makanan.
Menanggapi hal tersebut perlu ada usaha pengalokasian lahan seefektif mungkin. Perlu ada zonasi agar sektor-sektor yang membutuhkan tidak perlu saling berebut pemanfaatan lahan. Menurut teori ESDAL, nilai suatu lahan ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
· Tingkat kesuburan tanah
· Lokasi tanah, ini berkaitan dengan jarak kedekatan suatu lahan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
· Nilai kelestarian lingkungan
EKONOMI SUMBER DAYA AIR
Air merupakan sumber daya yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup semua makhluk hidup. Air di permukaan bumi ini memiliki jumlah yang tetap, hal ini disebabkan karena air mengalami siklus hidrologi. Kebutuhan akan air pada setiap aspek kehidupan seringkali menimbulkan konflik diantara pemakai air, karena meski air merupakan public goods dengan kelimpahan yang tetap di permukaan bumi, tetap saja ada ruang dan masa dimana air menjadi sulit ditemukan seperti pada saat musim kemarau.
Kendala tersebut perlu diatasi dan pemerintah memiliki peranan penting diantaranya:
· Membentuk dan melaksanakan peraturan seperti pencegahan limbah terhadap air baik dari rumah tangga maupun industri
· Membangun sarana pengelolaan air sebagai proyek kepentingan umum, contohnya pembangunan irigasi, PDAM, PLTA dan perencanaan DAS
· Analisis AMDAL
· Pengelolaan air dengan konservasi lingkungan hidup
· Ditetapkannya kebijakan pajak dan retribusi
Permasalahan dalam pengelolaan air, diantaranya
· Perhitungan ekonomi
· Pilihan antara sumber daya alam yang baru dan perbaikan sumber daya alam yang telah ada
· Water conservation
Isu-isu dalam pengelolaan sumber daya air
· Bagaimana pengalokasian air diantara pengguna air dari sektor pertanian dan sektor non pertanian
· Bagaimana mengupayakan ketersediaan air tanpa mengenal rentang waktu, sehingga air tetap tersedia dengan cukup meski di musim kemarau
· Bagaimana mendistribusikan air diantara wilayah pengguna air secara merata
· Bagaimana seharusnya manajemen pengelolaan air yang tepat dan optimal

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN KEMANA PRIORITASNYA ???


BAB I
PENDAHULUAN


  1. A.    Latar Belakang
1.      Pengertian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.
a) Sumber daya alam berdasarkan jenisnya :
Ø  sumber daya alam hayati / biotic adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain
Ø  sumber daya alam non hayati / abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. contoh : bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain
b) Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuannya :
Ø  sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain.
Ø  sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
Ø  Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya / unlimited. contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
c) Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya :
Ø  sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi. contoh : hasil hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain
Ø  sumber daya alam penghasil energy adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. misalnya : ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.
2.      Peranan Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi (limbah), dan penyedia fasilitas. Implikasi dari peranan tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.
Pembangunan ekonomi saling berkaitan satu sama lain sehingga kebijaksanaan- kebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga ekonomi dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan hukum tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk melindungi dan meningkatkan pembangunan. Dengan demikian pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumberdaya alam dan merusak lingkungan.
Tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam adalah kesejahteraan masyarakat (social welfare) dengan tujuan antara seperti sumber devisa, pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian lingkungan, pembangunan daerah/masyarakat dan pemerataan. Untuk keperluan tersebut informasi mengenai cadangan yang ada, kegiatan eksplorasi, produksi, konsumsi, biaya, harga, faktor lingkungan, dan lain-lain sangat diperlukan. Aplikasi ilmu ekonomi terhadap isu-isu lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih mendalam terhadap pentingnya lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan. Ini mengandung pengertian bahwa peningkatan kualitas lingkungan juga merupakan peningkatan ekonomi apabila kepuasan atau kesejahteraan sosial meningkat.
Mengingat SDA tersebut ketersediaannya terbatas, maka diperlukan cara pengelolaan yang bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka prinsip ekonomi lingkungan sangat diperlukan dalam rangka menuju penggunaan SDA dan lingkungan yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia berupa tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan di sisi lain memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam.
  1. B.     Permasalahan
    1. Bagaimana cara pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang baik sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan bagi masyarakat?
    2. Bagaimana cara mengendalikan dan mengawasi sumber daya alam dan lingkungan dengan baik?
    3. Bagaimana cara memfasilitasi manajemen pembangunan terutama dalam pembangunan yang berwawasan dan berkelanjutan?
  1. C.    Tujuan
Untuk mengetahui penggunaan sumber daya alam dalam segala aspeknya serta dampaknya terhadap pembanguanan pertanian serta lingkungan sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN


  1. A.    Mekanisme Pasar dalam Pengalokasian Sumber Daya Alami
Teori ekonomi selama ini amat bersandar pada paradigma kearifan pasar. Melalui mekanisme pasar, alokasi sumberdaya alami tertentu akan berlangsung mulus dan memberikan kepuasan optimal kepada semua pihak. Dalam kenyataannya kearifan pasar itu tidak selalu dapat diandalkan. Adanya kerusakan dan pencemaran lingkungan serta musnahnya sumberdaya alami tertentu dari tempat aslinya, kira-kira menjadi bukti dari adanya kegagalan pasar.
A. 1. Alasan Kegagalan pasar
Kegagalan pasar artinya ketidakmampuan mekanisme pasar dengan kekuatan suplai-deman-nya untuk mengendalikan keberadaan dan kemanfaatan suatu sumberdaya alami, sehingga SDA itu tersia-sia bahkan terancam hancur. Ini secara konsepsional mengimplikasikan 3 hal, yang pada hakikatnya : (1) pasar tidak sepenuhnya mampu memberi nilai kemanfaatan yang pantas kepada setiap sumberdaya alami, sehingga timbul kesan pemubaziran dan penyalah-gunaan. (2) pasar tidak mampu mengerem eksternalitas yang tidak sehat terjadi dalam kegiatan perekonomian, dan eksternalitas itu secara nyata mengurangi nilai nominal manfaat sumberdaya pembangunan. (3) pasar tidak selamanya bijak, melainkan seringkali terjebak kedalam perangkap bumerang  struktural yang diperankannya sendiri dan menghambat keberlanjutan ekonomi. Karena itu tipe kegagalan pasar amat terkait dengan sifat keberadaan dan kemanfaatan SDA.
Berikut ini ada 5 macam tipe kegagalan pasar :

1.1  Ciri sumberdaya alami tidak ber-HPK
Hak pemilikan kukuh (HPK) atas suatu benda, memilki 4 unsur, yaitu :
a.       Jelas diskripsi obyeknya
b.      Bebas pemiliknya memindah-tangankan obyek itu
c.       Lugas peran pemilik obyek itu, tak-terganggu orang lain
d.      Tegas peranan hukum dalam menegakkan hak pemiliknya
1.2   Ciri sumberdaya alami rawan eksternalitas
Isu ini timbul ketika ada pengusaha hanya mengambil manfaat suatu sumberdaya alami (misalnya sumberdaya perairan sungai) tanpa mempertimbangkan pengaruhnya berupa perubahan mutu dan fungsi air sehingga masyarakat dirugikan akibat adanya kegiatan usaha itu. Contoh sumberdaya alami rawan eksternalitas adalah unsur sumberdaya alami sampingan yang melekat pada sumberdaya alam-hayati utama.
1.3  Ciri sumberdaya alami tidak gampang pulih
Suatu bentang lahan hutan perbukitan curam Bukit barisan yang subur akan berubah menjadi lahan kritis bila erosi terus berlangsung sejalan dengan penerapan teknik budidaya tanpa konservasi. Oleh sebab itu mengingat fungsi ekologis hutan yang demikian pentingnya, maka upaya konservasi harus dilakukan. Sebagian areal hutan itu harus dilindungi serta sebagian lagi boleh dibuka dengan cara konservasi dan teknik pemuliaan terencana. Tidak pula jarang terjadi bahwa suatu sumberdaya alami sedang terancam kepunahan dan tingkat kerusakan yang ada tidak mudah dipulihkan sehingga kehadiran sumberdaya itu bermakna tinggi sekali bagi masyarakat pecintanya.
Oleh sebab itu, nilai-penuhnya harus dihitung agar dapat mengingatkan semua pihak akan betapa besar makna keberadaan sumberdaya itu. Persoalan yang sering kali dihadapi yaitu  sulit untuk menyakinkan pengusaha supaya melakukan konservasi yang menguntungkan dalam jangka panjang, ketimbang cara non-konservasi yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek. Untuk merangsang para pengguna sumberdaya alami agar memakai teknik konservasi maka mereka perlu diyakinkan tentang seberapa besar hasil perhitungan nilai keunggulan konservasi itu jika dibandingkan dengan cara yang non konservasi.
1.4  Ciri sumberdaya alami berpasar tak sempurna
Amat sering terjadi karena alasan tertentu suatu sumberdaya dikuasai oleh pihak-pihak yang punya kekuatan lebih dan menyebabkan mereka memainkan pasar tak-bersaing sempurna. Contohnya, ketetapan nilai ikan lelang lebak lebung yang harus dibayar para pengemin kepada pihak pengelola perikanan lebak yang bersifat monopolis. Harga yang harus dibayar nelayan pengemin tidak sepenuhnya kenyataan harga ikan yang kelak harus diterima nelayan boleh jadi relatif murah.
Maka untuk mencapai laba dan demi kebutuhan hidup mereka, para nelayan akan terdorong mengeksploitasi jumlah ikan tangkapan mereka sekalipun dengan cara yang merusak keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jelas pada kasus ini struktur pasar yang lebih sehat harus diciptakan sedemikian rupa sehingga posisi tawa-menawar para pemanen sumberdaya alami itu menjadi lebih kuat. Dengan cara yang demikian maka tindakan yang lebih rasional akan mungkin lebih terjadi dan tindakan keserakahan atau sebaliknya tindakan kebodohan akan lebih gampang dibina kearah yang lebih ramah dan sehat lingkungan.
1.5  Ciri sumberdaya alami peka kebijakan mikro
Seperti halnya panen sumberdaya alam-teludesi minyak bumi dan batubara, ternyata juga sumberdaya alami-hayati kehutanan amat terkait dengan kebijakan tingkat bunga bank. Jika bunga bank tinggi maka mekanisme pasar gagal mengendalikan eksploitasi berlebihan, bahkan justru mendorong panen besar demi memanfaatkan bunga bank melalui deposito uang hasil panen. Sebaliknya tingkat bunga yang rendah, tidak selalu gampang terjadi di negara-negara sedang berkembang yang dengan kebijakan bunga tinggi bermaksud menyedot dana tabungan masyarakat guna melanjutkan proses pembangunan sembari mengendalikan inflasi.
A. 2. Arah Kecermatan Pareto
Ilmu ekonomi sebenarnya mengarahkan orang untuk bertindak ekonomis (hemat) atau optimal (lumat) serta berperilaku efisien (cermat). Padanan kata cermat digunakan disini, sebab suatu tindakan ekonomi yang hemat (ekonomis) dan lumat (optimal) biasanya dicapai dengan kecermatan membaca kondisi diri dalam memanfaatkan situasi yang ada pada suatu waktu atau kurun waktu tertentu.
Kaedah efisien tersebut diatas berlaku untuk perorangan (mikro). Dalam batasan yang lebih makro, suatu keputusan alokasi sumberdaya dalam kurun waktu tertentu disebut cermat (efisien) bila dirasakan hasilnya tepatguna dan memuaskan semua pihak. Maksudnya, suatu keputusan atau kebijakan ekonomi dapat dikatakan efisien apabila perubahan alokasi sumberdaya akibat dari keputusan itu menguntungkan pihak (masyarakat yang dijadikan sasaran, tanpa merugikan pihak lain walau satu orang pun. Dengan berpegang pada prinsip ini, akan tercapai suatu keadaan dimana:
Tidak mungkin lagi membuat seseorang atau sekelompok orang jadi lebih kaya (sejahtera) tanpa menyebabkan setidaknya seorang lain dirugikan oleh tindakan itu.
Bila keadaan ini ditemui berarti keadaan telah mencapai Pareto Efisien atau Pareto Optimal. Dalam keadaan ini tindakan ekonomi untuk merubah alokasi sumberdaya tidak lagi dianjurkan, sampai nanti iptek berhasil meningkatkan tingkat produktifitas dan merubah pola konsumsi masyarakat. Maka jelas ciri serakah materialistik yang dijumpai disuatu masyarakat, tidak mempunyai kaitan langsung dengan konsep-konsep ilmu ekonomi yang hendak dipelajari. Walaupun demikian harus diakui bahwa kenyataan lapangan dapat saja jauh menyimpang dari apa yang menurut teori akan terjadi.
Tabel potensi manfaat suatu Ekosistem dalam Pertimbangan Nilai Penuh

Setempat (On-site)Sekitar (Off-site)
Manfaat Langsung dan dapat dipasarkan (direct use)Biasa diperhitungkan dalam analisis ekonomi (misalnya kayu, arang, madu, anggrek dan sebagainya)Jarang diperhitungkan karena keberadaannya di luar lokasi sasaran kajian (misalnya ikan yang migrasi ke daerah hilir)
Manfaat tak-langsung & Tanpa-pasar(indirect use)Jarang dipertimbangkan sebab bersifat sampingan (misalnya, sumber kayu bakar, lapangan pijah ikan dan udang, habitat satwaCenderung dilupakan karena tak kasat mata (misalnya, peran pengatur siklus air, penahan abrasi pantai, penjinak racun perairan)
  1. B.     Hubungan Manajemen Sumber Daya Alami dengan Manajemen Pembangunan
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.
Pola-pola manajemen dalam pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yaitu pola manajemen pesawat antartika, maksudnya meningkatnya pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim, Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer, Lebih banyak air tetapi penyebarannya tidak merata, Pengurangan tutupan salju, Gletser yang mencair, Benua Arktik menghangat, dll. Perubahan pada iklim tersebut disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu. Pola manajemen makhluk hidup, maksudnya antara jumlah penduduk dan persediaan sumber daya alam harus seimbang. Pola manajemen benda mati, maksudnya dalam menyusun manajemen tersebut juga perlu unsur-unsur lingkungan hidup seperti unsur hayati, sosial budaya dan fisik.
B.1  Kelestarian fungsi ekologi ( sasaran 1 : lingkungan alami )
Keterkaitan yang erat antara manusia dan lingkungan membuat manusia harus hidup dengan memanfaatkan alam demi kemakmuran hidup manusia. Hal itu wajar saja sepanjang tetap berpegang pada konsep ekosistem, yaitu keseimbangan (balancing) dan saling ketergantungan antara unsur-unsur kehidupan di alam. Indonesia saat ini menghadapi berbagai krisis multi dimensi, termasuk juga krisis lingkungan; antara lain suhu udara yang semakin panas karena pohon-pohon makin banyak ditebangi, hutan lindung yang rusak, taman laut yang rusak, pemborosan energi, pencemaran air, tanah, udara. Permasalahan klasik yang dihadapi sejak dahulu atas berbagai krisis lingkungan tersebut adalah akibat tarik-menarik antara kekuatan ekonomi dan kelestarian fungsi ekologis. Jalan tengah yang dapat diambil adalah keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan biaya lingkungan yang masih bisa ditanggung akibat pertumbuhan ekonomi untuk menjaga kelestarian fungsi ekologis. Keseimbangan antara kekuatan ekonomi dan kelestarian fungsi ekologis harus ditopang good will dari lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, serta kerjasama yang sinergis antara ketiganya dalam visi yang sama atas kebijakan publik untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Tanpa good will dan kerjasama yang baik, mustahil akan terwujudkan Indonesia yang lebih baik di masa depan.
1 . Kefungsian biosfir
  1. faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi
Pertumbuhan populasi dapat dipengaruhi oleh adanya kelahiran / natalitas, kematian / mortalitas, imigrasi, serta emigrasi.
  1. pembatasan pertumbuahan populasi dan daya dukung lingkungan
Pertumbuhan populasi terbatas oleh karena terbatasnya juga sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga manusia harus menggunakan sumber daya yang ada secara lebih efisien. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya daya dukung lingkungan, yaitu :
  • daya dukung absolut atau daya dukung maksimum
  • daya dukung keamanan
  • daya dukung optimum
2.  Keterkendalian kendala
a. faktor iklim dan atmosfer
Faktor iklim dan atmosfer dapat mempengaruhi laju pertumbuhan populasi di suatu daerah.
b. tanah
Tanah yang subur dan kaya akan zat mineral, merupakan tempat yang paling banyak di tumbuhi vegetasi. Sehingga terdapat persediaan makanan yang cukup untuk daerah tersebut.
c. air
Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup, sehingga dengan terbatasnya ketersediaan air maka pertumbuhan populasi pun akan terganggu.
d. faktor – faktor biotis
Adanya keseimbangan di dalam rantai makanan makhluk hidup, akan membiuat suatu ekosistem menjadi seimbang.
e. interaksi faktor – factor
Seluruh faktor – faktor kendala akan mengalami interaksi yang akan menimbulkan pengaruh timbal balik diantaranya.
B.2  Keunggulan fungsi SDM ( sasaran 2 : lingkungan sosial )
Fungsi SDM merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting, di samping fungsi perusahaan lain seperti pemasaran, produksi, dan keuangan. Saat ini semakin disadari bahwa SDM merupakan hal penting dan menjadi sumber keunggulan bersaing bagi organisasi. Beberapa isu utama berkaitan dengan SDM yang menyebabkan perusahaan perlu melakukan repositioning fungsi SDM antara lain :
1) Mengelola SDM untuk menciptakan kemampuan (kompetensi) SDM.
2) Mengelola diversitas tenaga kerja untuk meraih keunggulan bersaing.
3) Mengelola SDM untuk meningkatkan daya saing atau competitiveness.
4) Mengelolola SDM untuk menghadapi globalisasi (go international).
Macam-macam pendekatan sistem, yaitu pendekatan sistem ekologik, pendekatan sistem sosial, dan pendekatan sistem ekonomik. Pendekatan sistem ekologik, yaitu pendekatan yang lebih mengutamakan SDA yang dapat diperbaharui dengan tidak menggunakan SDA yang tidak dapat diperbaharui. Pendekatan sistem social, yaitu pendekatan yang lebih mengarah pada proses kegiatan manajemen yang kompleks. Pendekatan sistem ekonomik, yaitu pendekatan yang lebih mengarah pada metode atau tata cara untuk memahami sesuatu persoalan atau sesuatu pekerjaan terutama dalam hal SDA dan lingkungan.
B.3  Keberlanjutan fungsi pembangunan ( sasaran 3 ; lingkungan binaan )
1. keberlanjutan ekologis
Pembangunan berkelanjutan dibidang ekologi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Negara didunia untuk mempertahankan keberlangsungan sumberdaya alam bagi generasi berikutnya dimasa yang akan datang. Selain untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang, pembangunan ekologi secara berkelanjutan juga dibutuhkan untuk keberlangsungan ekosistem yang ada dibumi. Pada hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia. Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami (sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan binaan (sumberdaya manusia dan buatan), sehingga sifat interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam keserasian yang seimbang. Dalam kaitan ini, eksplorasi maupun eksploitasi komponen-komponen sumberdaya alam untuk pembangunan, harus seimbang dengan hasil/produk bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan.
Prinsip pemeliharaan keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya pembangunan atau perubahan untuk mencapai kesejahteraan manusia dan keberlanjutan fungsi alam semesta. Konsep pembangunan berkelanjutan adalah suatu tujuan yang operasional di seluruh dunia, baik di tingkat lokal, nasional, dan regional atau international. Untuk mencapai kelanjutan dalam bidang ekologi ini, perlu dilakukan keseimbangan antara ekonomi sosial budaya serta gaya hidup masyarakat, selain itu juga diperlukan pemahaman juga pola pikir yang lebih matang mengenai mengolah, mengkonsumsi serta mengambil keputusan yang akan mempengaruhi ekologi guna keberlangsungannya dimasa yang akan datang. Dan untuk melihat bagaimana pelaksanaan dan pengembangan pembangunan berkelanjutan di bidang ekologi ini penulis akan menghubungkannya dengan pembangunan ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pengeksploitasian alam atau ekologi tidak akan terlepas dari konsumsi manusia dan itu sangat erat sekali hubungannya dengan ekonomi, baik itu mencakup produksi, distribusi atau tingkat konsumsi yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
2. keberlanjutan ekonomis
Pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakan pembangunan ekonomi yang cenderung ekstraktif dan berjangka pendek. Tanpa menafikan adanya perbaikan kualitas sumber daya dan linkungan, namun secara umum dapat dikatakan bahwa upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari masih jauh dari yang diharpkan.
Bercermin pada kondisi Indonesia saat ini, maka pendekatan Ekonomi Hijau (Green ekonomy approach) dapat diartikan sebgai suatu model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan yang berlebihan. Ekonomi hijau merupakan suatu lompatan besar meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani termasuk mengerakan perekonomian yang endak karbon (low carbon economy).
Konsep ekonomi hijau meliputi cakupan yang luas dan merupakan paradigma baru dalam pembangunan ekonomi guna menggantikan kebijakan-kebijakan lingkungan yang masa lalu kerap difokuskan pada solusi jangkan pendek. Pendekatan ekonomi hijau merupakan win-win solution dalam mengakhiri perdebatan para penentu kebijakan yang tidak ada habis-habisnya seputar “pelestarian lingkungan” dan “pertumbuhan ekonomi”. Atau dengan kata lain, Ekonomi Hijau adalah model pembangunan ekonomi berbasiskan pengetahuan terhadap ecological economic antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pemanasan global.
3. keberlanjutan sosial budaya
Dalam hal keberlanjutan sosial dan budaya, secara menyeluruh keberlanjutan sosial dinyatakan dalam keadilan sosial. Hal-hal yang merupakan perhatian utama adalah stabilitas penduduk, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pertahanan keanekaragaman budaya dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
4. keberlanjutan sosial politik
Di bidang keberlanjutan politik terdapat pokok pikiran seperti perhatian terhadap HAM, kebebasan individu, hak-hak sosial,politik dan ekonomi, demokratisasi serta kepastian ekologis.
5. keberlanjutan hankamnas ( pertahanan keamanan nasional )
Keberlanjutan di bidang pertahanan dan keamanan adalah keberlanjutan kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan. Persoalan berikutnya adalah harmonisasi antar struktur (suprastruktur dan infrastruktur) dalam menghadapi atau melaksanakan idealisasi pembangunan yang berkelanjutan. Apabila selama ini terjadi ketimpangan, maka yang terjadi adalah disharmonisasi yang berdampak pada hal yang lebih luas yaitu yang menyangkut nasionalisme, rasa kebangsaan dan “pudarnya negara bangsa”.
  1. C.    Pemecahan Masalah Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam.
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1) Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2) Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3) Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.
Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup. Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan
Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut.
Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
b) Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha atau upaya sebagai berikut:
  • • Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
    • Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
  • • Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
  • • Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
    • Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
    • Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
  • • Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
  • • Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
    • Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
  • • Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
    • Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.c) Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai berikut:
• Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.
• Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.
• Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.
d) Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai berikut:
  • • Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk melindungi alam hayati.
  • • Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.
    • Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi.
    • Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP

  1. A.    KESIMPULAN
  2. Melalui mekanisme pasar, alokasi sumberdaya alami tertentu akan berlangsung mulus dan memberikan kepuasan optimal kepada semua pihak
  3. Pareto optimal : Tidak mungkin lagi membuat seseorang atau sekelompok orang jadi lebih kaya (sejahtera) tanpa menyebabkan setidaknya seorang lain dirugikan oleh tindakan itu.
  4. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya
  5. Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan terencana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan dan kesempatan generasi selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan mereka
  6. Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik

  1. B.     SARAN
Untuk keterangan lebih lanjut, anda dapat membaca literatur – literatur yang berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unnes.ac.id/irma/2010/11/24/pemanfaatan-sda-kaitannya-dengan-ekonomi-dan-lingkungan/
http://www.menlh.go.id/home/index.php?